Senior Prima Bedah "Penyakit Kronis" Bangsa di Perbatasan - KUPAS TUNTAS NEW

Kamis, 25 Desember 2025

Senior Prima Bedah "Penyakit Kronis" Bangsa di Perbatasan

 



KUPAS TUNTAS || CIREBON -- MAJALENGKA

​Di bawah naungan atap sederhana Warkop Janda Inspirasi, delapan tokoh yang tergabung dalam Senior Prima secara bergantian melontarkan kritik tajam dan visi radikal terkait kondisi Indonesia saat ini. Dalam diskusi bertajuk "Diplomasi Meja Kayu", setiap anggota memberikan catatan kritis terhadap borok sistemik yang dinilai menghambat kemajuan bangsa.Kamis 25 Desember 2025.

​*Pernyataan Kolektif Anggota Senior Prima:*

​1. Edi Uban: Fokus pada Kepemimpinan Bertangan Besi namun Berhati Rakyat

​"Negara ini butuh nakhoda yang berani mengamputasi bagian yang busuk, bukan sekadar memoles luka dengan bedak pencitraan. Indonesia Emas hanya dongeng jika pemimpinnya masih takut pada tekanan oligarki."

​2. Jhon: Menyoroti Keadilan Hukum yang 'Tebang Pilih'

​"Hukum kita saat ini ibarat jaring laba-laba; hanya menjerat yang kecil, tapi jebol oleh yang besar. Kita butuh transparansi radikal di meja hijau, bukan negosiasi di bawah meja kayu."

​3. Ali Sopyan: Menekankan pada Ketahanan Ekonomi Akar Rumput

​"Warkop ini adalah bukti ekonomi asli kita. Jika pemerintah terus memanjakan investasi asing sambil mencekik pedagang kecil dengan regulasi yang rumit, maka kemandirian bangsa itu omong kosong."

​4. Erick: Kritik terhadap Degradasi Moral Birokrasi

​"Borok terbesar ada pada mentalitas pelayan publik yang ingin dilayani. Birokrasi kita harus di-reset total. Jangan sampai sistem kita menjadi 'rayap' yang memakan pondasi rumahnya sendiri."

​5. Rony: Menyoroti Pendidikan dan Kualitas Sumber Daya Manusia

​"Kita sibuk membangun infrastruktur beton, tapi lupa membangun infrastruktur otak. Tanpa pendidikan yang membebaskan, generasi masa depan hanya akan menjadi penonton di tanah airnya sendiri."

​6. Fajar: Analisis Strategi Geopolitik dan Suara Pinggiran

​"Suara dari perbatasan Cirebon-Majalengka ini adalah peringatan. Jakarta jangan terlalu asyik dengan dirinya sendiri. Ketidakpuasan di pinggiran adalah api dalam sekam yang harus dipadamkan dengan keadilan redistribusi."

​7. Faizal: Urgensi Teknologi dan Transparansi Digital

​"Borok negara paling takut pada cahaya. Kita harus menggunakan teknologi untuk menelanjangi setiap transaksi gelap anggaran. Digitalisasi bukan proyek, tapi alat untuk menutup celah korupsi."

​8. Roni, Fitri: Sentuhan Empati dan Kesejahteraan Sosial

​"Sebagai bagian dari Senior Prima, saya melihat ada hati yang hilang dalam kebijakan negara. Pembangunan harus punya rasa; ia harus mampu menyentuh perut yang lapar dan memberikan rasa aman bagi kaum yang lemah."

​Menutup diskusi tersebut, Tim Redaksi Prima menegaskan bahwa pertemuan ini bukan sekadar ajang nostalgia. Ini adalah langkah awal dari perancangan blueprint "Kebersamaan Prima", sebuah peta jalan alternatif yang akan ditawarkan kepada publik sebagai solusi nyata atas kebuntuan sistemik yang terjadi.


​"Kami tertawa bukan karena bahagia melihat kondisi ini, tapi karena kami menertawakan kebodohan sistem yang terus diulang. Dari meja kayu ini, kami memulai diplomasi untuk Indonesia yang lebih sehat," pungkas perwakilan tim.


​Kontak Media:


Tim PPR Prima,Warkop Janda Inspirasi, Perbatasan Cirebon-Majalengka

Comments


EmoticonEmoticon

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done