KUPAS TUNTAS || CIREBON -- MAJALENGKA
CIREBON-MAJALENGKA – Di bawah kepulan asap rokok dan aroma kopi hitam "Warkop Janda Inspirasi", sebuah gerakan moral lahir dari sudut sunyi perbatasan Cirebon-Majalengka. Bukan sekadar bincang sore biasa, kelompok yang menamakan diri Senior Prima berkumpul untuk melakukan "otopsi visual" terhadap bangkai birokrasi yang kian menyengat. Kamis, 25 Desember 2025.
Para tokoh kawakan seperti Edi Uban, Jhon, Ali S, Erik, Rony, Fajar, Faizal, dan Fitri bukan wajah baru dalam kancah pergerakan. Sebagai saksi sejarah yang telah kenyang dengan asam garam kekuasaan, para Senior Prima ini turun gunung untuk mengupas tuntas apa yang mereka sebut sebagai "Borok Negara."
Tertawa di Atas Luka: Kritik Sarkas Penembus Batas
Diskusi bertajuk "Membongkar Borok Negara" ini menjadi panggung bagi kritik-kritik maut yang dibalut canda gurau sarkastik. Mereka tidak lagi menggunakan bahasa diplomasi yang santun dan penuh eufemisme, melainkan bahasa rakyat yang lugas: menelanjangi kegagalan sistemik, korupsi yang membudaya, hingga degradasi moral di koridor birokrasi.
"Warkop Janda Inspirasi" dipilih bukan tanpa alasan. Lokasi di perbatasan ini menjadi simbol perlawanan "suara pinggiran". Dari meja kayu inilah, mereka mencoba mengguncang kemapanan pusat kekuasaan yang dianggap kian tuli terhadap jeritan akar rumput.
Di tengah euforia narasi "Indonesia Emas", Senior Prima justru melemparkan peringatan keras. Mereka melihat ada keresahan kolektif bahwa kejayaan bangsa hanyalah angan-angan kosong jika luka lama yang bernanah di bawah karpet kekuasaan tidak segera dibersihkan secara radikal.
"Kita tidak bisa membangun gedung pencakar langit di atas tanah yang busuk. Membongkar 'borok' ini bukan untuk menghina negara, tapi untuk membuang infeksi yang selama ini disembunyikan rapat-rapat," tegas salah satu perwakilan Senior Prima di sela riuh tawa yang penuh sindiran tajam.
Pertemuan ini menggunakan metode unik: "Tertawa di atas luka." Mereka menertawakan kebodohan sistem sambil merancang blueprint (peta jalan) baru bertajuk "Kebersamaan Prima". Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa masa depan bangsa tidak habis digerogoti oleh "rayap-rayap" kepentingan pribadi yang berlindung di balik jabatan.
Diskusi ini bukan sekadar ajang reuni atau nostalgia kejayaan masa lalu. Ini adalah serangan fajar intelektual—sebuah sinyal peringatan bahwa mereka yang memiliki pengalaman tidak akan tinggal diam melihat arah bangsa yang kian melenceng.
Tim Redaksi Prima
